Kampung Cijantur, Desa Rebak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kembali berkontribusi dalam program keberlanjutan Sustainable Village 2024 yang diprakarsai oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (BEM UPNVJ). Sama seperti sebelumnya, BEM Fakultas Teknik (FT) berfokus pada pengembangan energi terbarukan dengan pemasangan lima unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di titik-titik strategis. Inisiatif ini bertujuan untuk memberi solusi atas permasalahan pencahayaan sekaligus memanfaatkan sumber energi ramah lingkungan yang hemat biaya.
Raffi Indra Jati, Wakil Kepala Divisi Pengembangan FT, menjelaskan bahwa panel surya dipilih karena pasokan listrik di Kampung Cijantur sering kali tidak stabil. “Panel surya menjadi solusi ideal karena tidak memerlukan kabel ataupun aliran listrik PLN. Dengan panel ini, lampu otomatis menyala saat malam hari dan memberi penerangan tanpa bergantung dari sumber listrik konvensional,” ungkap Raffi. Hingga saat ini, sebanyak 18 titik PLTS telah terpasang, termasuk lima titik baru yang dibangun di tahun ini. Areanya terdapat di dekat jalan utama, tempat pengajian anak, jalan lintasan anak sekolah, makam, dan halaman pondok pesantren.
Pemilihan Kampung Cijantur sebagai lokasi Sustainable Village 2024 bertujuan untuk memastikan keberlanjutan program sejak tahun-tahun sebelumnya. “Kami ingin memastikan pengembangan yang masif di satu desa agar hasilnya nyata dan terukur. Dengan pendekatan Focus Group Discussion bersama warga membantu kami menentukan titik-titik strategis untuk pemasangan PLTS, sehingga dapat dirasakan langsung manfaatnya,” jelas Raffi.
Proses instalasi PLTS memerlukan waktu yang relatif cepat berkat pengalaman tim dari tahun-tahun sebelumnya. Pemasangan panel pertama membutuhkan waktu lebih lama karena melibatkan tahap uji coba. Namun, panel-panel berikutnya dapat dirakit dan dipasang hanya dalam hitungan menit. Sosialisasi penggunaan dan pemeliharaan panel kepada warga setempat juga menjadi bagian penting program ini. “Kami memberikan panduan melalui guidebook dan pelatihan. Warga diajarkan cara menyalakan, mematikan, hingga menyetel timer agar mereka dapat mengelola sistem ini secara mandiri,” lanjut Raffi.
Dengan adanya dukungan penuh oleh Camy.id, platform pembelajaran berbasis teknologi digital yang memiliki misi menyediakan ekosistem pembelajaran lengkap, menunjukkan bahwa kolaborasi lintas sektor dapat mewujudkan program yang bermanfaat bagi masyarakat.
Melalui program Sustainable Village, BEM FT UPNVJ tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menjalin hubungan erat dengan masyarakat. “Kami berharap kehadiran PLTS dapat meningkatkan kualitas hidup warga dan menjadi langkah kecil menuju keberlanjutan yang lebih besar. Ke depan, kami ingin terus menjaga silaturahmi dan mencari solusi inovatif lainnya untuk tantangan yang dihadapi warga Cijantur,” tutup Raffi.
Melihat permasalahan Kampung Cijantur yang cukup rumit, salah satunya mengenai pengelolaan sampah, ke depannya pada program Sustainable Village mendatang, BEM FT ingin membawakan inovasi lain seperti pembuatan alat pembakaran sampah tanpa asap yang ramah lingkungan. “Masyarakat di sini ga punya Tempat Pembuangan Akhir (TPA), jadi sampahnya dikumpulin terus dibakar gitu aja.” ujar Mang Ukar selaku penanggung jawab dan tokoh masyarakat Kampung Cijantur. BEM FT berkomitmen dalam penggunaan teknologi yang bermanfaat dan inovatif.
Dengan semangat keberlanjutan dan kolaborasi, Sustainable Village 2024 membuktikan bahwa langkah kecil untuk energi terbarukan dapat memberikan dampak besar bagi komunitas lokal. Kampung Cijantur kini menjadi contoh nyata desa ramah lingkungan yang dapat diadopsi di wilayah lain.